Jakarta tak lebih dari sebuah kota besar. Hiruk-pikuk, pekak, kontemplatif, romantis sekaligus mencemaskan. Jakarta itu sebuah sketsa. Sketsa-sketsa kecil dengan garis-garis yang tak selesai tapi merangkai sebuah cerita yang lebih besar lagi: Indonesia. Artinya menceritakan Jakarta adalah sebuah usaha untuk nantinya membaca dan menemukan Indonesia.
Maghrib sendiri adalah ambang batas. Ketika kota menemukan garis tengahnya. Titik lesap yang mengantar terang menuju sisi gelap. Maka Jakarta Maghrib adalah sebuah usaha untuk menangkap metropolitan saat sedang menuju kontemplasinya. Saat warganya menjalani transisi. Jakarta Maghrib adalah sebuah proyek yang akan merekam semua itu dalam medium bernama film. Sebab film, menurut Arifin C. Noer, medium bercerita yang paling bisa menjabar sengkarut dunia modern.
Jakarta Maghrib adalah sebuah usaha untuk menangkap suasana metropolitan saat sedang menuju kontemplasinya. Semua hubungan manusia menemui ambang batasnya di waktu Maghrib, itulah benang merah dari 6 cerita yang ada.
Sepasang suami istri yang ingin bercinta (Indra Birowo & Widi Mulia) dalam IMAN CUMA INGIN NUR, seorang preman dan penjaga musholla (Asrul Dahlan & Sjafrial Arifin) dalam ADZAN, penghuni kompleks perumahan (Lukman Sardi, Ringgo Agus Rahman, Dedi Mahendra Desta, Fanny Fabriana, Lilis) yang menunggu tukang nasi goreng langganan mereka dalam MENUNGGU AKI, sepasang kekasih (Reza Rahadian & Adinia Wirasti) yang mencari jalan pintas dalam JALAN PINTAS, anak kecil yang ketakutan (Aldo Tansani) dalam CERITA SI IVAN, dan pertemuan dari semua tokoh tersebut dalam BA’DA.
Untuk Cerita Lebih lengkapnya Silahkan Download Mas Brooo
==JAKARTA MAGHRIB==
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar semoga setelah melihat blog ini ada kepuasan tersendiri